Kalo melihat permainan Inggris ketika dijungkalkan Kroasia di Stadion "keramat" Wembley, nampak sekali bahwa kualitas Inggris tidak cukup bagus untuk berlaga di ajang paling bergengsi sepakbola benua biru tersebut.
Serangan Inggris tidak mempunyai pola yang jelas dengan mengandalkan umpan lambung ke depan gawang dengan berharap dapat dimanfaatkan menjadi gol oleh striker jangkung Peter Crouch.
Sebaliknya, Kroasia bermain dengan taktis, sekali menyerang membuat barisan belakang Inggris kocar-kacir.
Tim Inggris di bawah komando Steve Mc Claren ini seolah-olah menolak uluran tangan dari Dewi Fortuna yang sudah berbaik hati memberikan kesempatan dan kemudahan kepada mereka. Bayangkan! hanya butuh hasil seri, main di kandang lagi dengan stadion keramat lagi! eh kok malah kalah?
Kemenangan Kroasia ini sekaligus membuktikan bahwa konspirasi Eropa Timur ternyata lebih kuat ketimbang konspirasi Barat-Yahudi.
Sia-sia sudah bagi Israel yang mempersembahkan perjuangan mati-matian untuk mengalahkan Rusia di Tel Aviv hanya bagi sekutunya Inggris agar dapat lolos ke Euro 2008.
Sia-sia sudah uang yang dikeluarkan pengusaha Inggris untuk memberikan sebuah mobil mercedez kepada Omer Golan si pencetak gol kedua Israel ke gawang Rusia.
Solidaritas sesama negara Eropa Timur ternyata lebih kental. Kroasia berjuang habis-habisan demi untuk meloloskan tetangganya Rusia. Dan dengan bermodalkan semangat seadanya (tadinya Rusia mengira Inggris tidak bisa dikalahkan di Wembley) akhirnya Rusia lolos dengan kemenangan tipis 1-0 di kandang Andorra.
Yang patut diacungi jempol tentunya adalah meneer Guus Hiddink. Karena faktor Hiddink-lah Rusia akhirnya lolos ke Euro 2008.
Pelatih bertangan dingin ini berhasil memberikan prestasi membanggakan kepada tim nasional yang ditanganinya seperti Belanda, Korea Selatan dan Australia. Kita tunggu kiprahnya di Euro 2008.
Guus Hiddink yang dielu-elukan tim Rusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar