Citra pariwisata Sumut yang belakangan sudah mulai memudar, kini semakin terpuruk setelah Bandara "kebanggaan" masyarakat Medan khususnya dan Sumut pada umumnya hari Sabtu 1 Desember 2007 kemarin terbakar. Ironisnya, menurut catatan ini merupakan kejadian yang kedua kalinya dalam 2 tahun terakhir.
Saya yakin sekali pangkal penyebab kebakaran ini adalah ketidakdisiplinan yang sudah mengakar di seluruh lapisan masyarakan Medan.
Orang luar Medan mungkin hanya bisa geleng-geleng kepala kalau melihat tingkah laku masyarakat kota ini:
- Misalnya saja di bawah sign dilarang merokok ada saja orang yang merokok dengan santainya.
- Yang aneh lagi ada orang yang lagi menunggu angkot, begitu angkot tiba dia masuk.. eh malah nyalain rokok tanpa peduli dengan orang lain yang ada di angkot tersebut.
- Saya pernah ketemu orang yang ditegur satpam di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta karena merokok bukan pada tempatnya, setelah ditegur orang ini malah bandel, bukannya rokok dimatikan malah dengan sikap menantang dia melanjutkan merokok. Saya terus perhatikan orang ini... eh ternyata cek in di counter tujuan Medan... Dalam hati saya bilang "Wajarlah, Medan!"
Kemana para pemimpin daerah ini, mengurus polonia yang notabene menjadi pintu gerbang arus wisatawan dalam dan luar negeri saja nggak becus, apalagi ngurusin listrik PLN yang tiap hari bergiliran padam.
Kemana semua duit rakyat yang diterima pemko/pemprov? pastilah sudah habis di "makan" para pemimpinnya yang korup! Pantaslah dibilang kepanjangan Sumut bukanlah Sumatera Utara tapi "Semua Urusan Mesti Uang Tunai"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar